Puisi..
Saya mengamini, jika ada yang bilang “hidup itu puisi”.
Kadang tentang bahagia, kadang tentang patah hati. Kadang tentang jatuh cinta, kadang tentang kehilangan.
Manis maupun getir, puisi tetaplah puisi. Saya pikir, puisi bukan hanya tentang serangkaian kalimat indah dan berima. Puisi lebih kepada nyawa yang ada di dalamnya. Puisi bukan sekadar tulisan. Puisi itu aksara yang lahir dari rahim hati. Itu sebabnya, saya bercita-cita untuk menjadi puisi. Saya ingin menjadi alasan seseorang menulis puisi. Saya ingin menjadi nyawa bagi puisi seseorang. Atau setidaknya, saya menjadi alasan bagi seseorang untuk mau membaca ulang puisi-puisi lama yang telah lama kehilangan gema diredam waktu.
Tapi, jika hidup saya adalah puisi, mungkin dengan keinginan semacam itu, saya adalah puisi tentang harapan. Tentang angan yang digantung tinggi-tinggi. Tentang khayalan. Fiksi.
Saya ingin menjadi puisi. Tak apa jika saya tidak bisa menjadi puisi bagi orang lain, saya akan menjadi puisi untuk diri saya sendiri. Saya akan membaca puisi-puisi itu untuk hidup saya, untuk harapan yang usang, untuk mimpi menjadi puisi yang entah kapan sampai.
***
Jogjakarta, Maret 2016
World’s Poetry Day