Halo, Bride-to-be!

Yak, akhirnya bikin satu kategori khusus di blog seperti calon pengantin lainnya! AHAHAHA. Halo, Bride-to-be!

Sebelumnya sudah ada sedikit teaser di postingan ini tentang Cami yang tiba-tiba nanya, “kalau aku mau lamar kamu, aku bawa uang berapa ya?” pada suatu malam. Nggak paham juga sih kenapa dia nggak nanya dulu “kamu mau nggak nikah sama aku?” gitu, mungkin karena dia udah tahu jawabannya pasti “YA MAUK LAH YANG BONENG AJA YOU!” kali, yaaa. Well, lewat blog ini saya ingin mengabadikan momen-momen menuju our big day. Biar lucu aja kalau dibaca-baca nanti. Soal informasi, sih, pasti banyak yang kasih info serupa.

***

Kelanjutan dari pertanyaan itu adalah Cami mulai kasih teaser ke orang tuanya soal niat dia melamar. Waktu Cami nyampein itu, mamah dan bapaknya Alhamdulillah ngizinin (sebelumnya kalau nggak salah sempat bilang  “nanti dulu..”, kayaknya itu pas baru-baru kerja). YEAY! Dapat angin segar~ Tapi waktu itu saya masih belum langsung bilang ke ibu. Sempat ibu ‘nagih’ kami untuk nikah tapi saya nggak bilang kalau kami sudah punya rencana perihal tersebut. Alasannya cuma menjaga keadaan tetap tenang kok, biar kami juga bisa siap-siap dan mantapin hati dalam keadaan tenang. Soalnya ibu sudah sering nagih, nggak kebayang kalau dijawab “Iya, bu, ini udah rencanain kok”. Pasti langsung heboh! :)))

Setelah pembicaraan singkat-singkat soal rencana itu sama Cami, hal pertama yang kami lakukan adalah beli cincin. Bulan Oktober 2017, saya dan Cami pesan cincinnya. Kenapa pesan? Tadinya karena kami memang mau cincin dengan model yang agak unik, terutama Cami, sih. Sayangnya setelah cari informasi dan tanya-tanya langsung di toko yang mudah kami jangkau di sini, tokonya nggak bisa buat cincin seperti yang kami mau. Akhirnya kami tetap pesan namun dengan model yang nggak istimewa-istimewa banget.

Pasangan lain yang mau nikah tuh cincin belakangan nggak, sih? :))) Niat saya mah beli cincin waktu itu supaya kami semangat nyiapin hal-hal selanjutnya. Hehehe. Tapi jadinya lumayan lho, pasangan lain yang sedang menuju tahap ini mungkin bisa menirunya. Beli cincin dulu, biar kalau mau nagih nikah ke pacar, gampang; “Sayang, cincin yang kita beli mau didiemin lama-lama nih?” #sebuahprotip.

Proses pembuatan cincin itu dari pertama kami pesan sampai kami ambil, pas banget sebulan. Tadinya setelah cincin jadi, saya mau minta Cami langsung sounding ke keluarga. Pertama ke makam bapak, lalu bilang ke ibu. Eh jadinya tertunda 2-3 minggu karena ternyata dia harus berangkat ke Vietnam.

Baru sekitar pertengahan Desember 2017 Cami bilang ke ibu, dan di situlah kehebohan yang sebenarnya dimulai…..

*menerima kalung penobatan bridezilla dengan senyum cemerlang dan hati lapang*

 

Mohon doanya semoga perjalanan ini lancar dan menyenangkan ya, teman-teman!

 

 

Cheers!

***

Jakarta, Januari 2018

PS: Jauh sebelum ada rencana soal pernikahan, saya sudah sebut si patjar dengan nama Cami, jadi tulisan Cami di sini nggak bermaksud untuk nyebut Calon Suami. #dijelasin

2 thoughts on “Halo, Bride-to-be!

Leave a comment